Menginfaqkan Harta untuk Ketaatan
Ditulis oleh: Ustadz Ammi Nur Baits
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Ibnul Qoyim menyebutkan, berinfak untuk selain ketaatan kepada Allah, bentuknya ada 2:
- [1] Berinfaq untuk kebanggaan, berharap mendapatkan pujian dimasyarakat.
- [2] Menggunakan harta untuk maksiat atau menghalangi seseorang untuk melakukan ketaatan kepada Allah.
Allah membuat permisalan untuk manusia yang menginfakkan hartanya untuk selain ketaatan kepada Allah melalui firman-Nya,
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوَالُهُمْ وَلَا أَوْلَادُهُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ . مَثَلُ مَا يُنْفِقُونَ فِي هَذِهِ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَثَلِ رِيحٍ فِيهَا صِرٌّ أَصَابَتْ حَرْثَ قَوْمٍ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ فَأَهْلَكَتْهُ وَمَا ظَلَمَهُمُ اللَّهُ وَلَكِنْ أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang kafir baik harta mereka maupun anak-anak mereka, sekali-kali tidak dapat menolak azab Allah dari mereka sedikitpun. Dan mereka adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Perumpamaan harta yang mereka nafkahkan di dalam kehidupan dunia ini, adalah seperti perumpamaan angin yang mengandung hawa yang sangat dingin, yang menimpa tanaman kaum yang mendzalimi diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (QS. Ali Imran: 116-117)
Ibnul Qoyim menjelaskan ayat ini,
هذا مثل ضربه الله تعالى لمن أنفق ماله في غير طاعته ومرضاته فشبه سبحانه ما ينفقه هؤلاء من أموالهم في المكارم والمفاخر وكسب الثناء وحسن الذكر لا يبتغون به وجه الله وما ينفقونه ليصدوا به عن سبيل الله واتباع رسله بالزرع الذي زرعه صاحبه يرجو نفعه وخيره فأصابته ريح شديدة البرد جدا يحرق بردها ما يمر عليه من الزرع والثمار فأهلكت ذلك الزرع وأيبسته
Ini merupakan permisalan yang diberikan oleh Allah untuk orang yang menginfakkan hartanya untuk selain ketaatan kepada-Nya dan tidak mengharap ridha-Nya. Harta yang mereka infakkan untuk kebanggaan, atau mencari pujian, tidak untuk mengharap wajah Allah, dan harta yang diinfakkan untuk menghalangi masyarakat dari jalan Allah dan mengikuti rasul-rasul-Nya, Allah misalkan seperti tanaman, yang sudah ditanam oleh petaninya dengan harapan akan mendapat manfaat dan hasilnya, namun tanaman itu diterpa angin yang sangat dingin, sehingga merusak pohon dan buahnya. Tanaman itu rusak menjadi kering.
Kemudian Ibnul Qoyyim melanjutkan,
وفي قوله أصابت حرث قوم ظلموا أنفسهم تنبيه على أن سبب إصابتها لحرثهم هو ظلمهم فهو الذي سلط عليهم الريح المذكورة حتى أهلكت زرعهم وأيبسته فظلمهم هو الريح التي أهلكت أعمالهم ونفقاتهم وأتلفتها
Dalam firman Allah, (yang artinya) “yang menimpa tanaman kaum yang mendzalimi diri sendiri, lalu angin itu merusaknya.” Merupakan peringatan bahwa penyebab terpaan angin pada tanaman itu adalah kedzaliman mereka, sehingga tanaman itu menjadi rusak dan kering. Kedzaliman mereka itulah angin yang merusak amal mereka, infak mereka, dan menghancurkannya. (I’lamul Muwaqqi’in, 1/186-187)
Allah misalkan seperti seperti orang yang menanam tanaman, karena si petani telah mengeluarkan modal, mengeluarkan tenaga, waktu, dst. Bisa jadi, dia juga mengeluarkan dana untuk merawatnya… dengan harapan bisa mendapatkan hasilnya. Namun ternyata semuanya gagal, dan dia tidak mendapatkan apapun. Pelakunya mengalami kegagalan berkali-kali…
Demikian, Allahu a’lam.
Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR.
- SPONSOR hubungi: 081 326 333 328
- DONASI hubungi: 087 882 888 727
- REKENING DONASI : BNI SYARIAH 0381346658 / BANK SYARIAH MANDIRI 7086882242 a.n. YAYASAN YUFID NETWORK